pada Masa Rasulullah
Hamim
Hafiddin *
UIN Sunan Gunung Djati
Bandung
Abstract
History
is a very important reference as we will build the future. connection with it
we can know how the development of Islam in the past. So we tend to wander
aimlessly andmay repeat the mistakes that ever existed in the past. Here is the
history that serves as a reflection of the days past there was a story that we
should learn to design and plancarefully for a brighter future without the
unwavering with no power. Development ofIslam in the days of Prophet Muhammad
SAW and his Companions is a Religion of Islam in the heyday, it can be seen how
the purity of Islam itself, with the actors and the main factors, namely the
Prophet Muhammad. This study focuses on the development of Islamic education in
the days Rasullulah SAW, this study used a qualitative approach to study
methods of analysis, which is analyzed in this study are of Islamic education
in the Rasullah SAW. But sometimes the question is why in this day and age we
like to forget.related with it needs, we look back and reassess how the actual
history of Islam.
Keywords: History, Islamic
education, Religion
Abstrak
Sejarah adalah
referensi yang sangat penting karena kita akan membangun masa depan. sehubungan
dengan itu
kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan Islam di masa lalu. Jadi kita
cenderung berjalan tanpa tujuan andai mengulangi kesalahan yang pernah ada di
masa lalu. Berikut adalah sejarah yang berfungsi sebagai refleksi dari masa
lalu. Ada cerita bahwa kita harus belajar untuk merancang masa depan yang lebih
cerah. Perkembangan ajaran Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya adalah perkembangan puncak masa kejayaan, dapat dilihat bagaimana
kemurnian Islam itu sendiri, dengan aktor dan faktor utama, yaitu Nabi
Muhammad. Penelitian ini memfokuskan pada pengembangan pendidikan Islam di masa
Rasullulah SAW, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menerapkan
metode analisis isi, yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pendidikan
Islam di masa Rasullah SAW. Kadang-kadang kita bertanya mengapa di hari dan
usia kita tidak banyak belajar dari sejarah, mari sejenak kita flashback, kita melihat
ke belakang dan menilai kembali bagaimana sejarah yang sebenarnya dari Islam,
demi hari ini dan hari esok yang menjanjikan.
Kata kunci: Sejarah,
pendidikan Islam, Agama
1
*Penulis adalah mahasiswa pascasarja UIN SGD
Bandung
Pendahuluan
Mempelajari
Sejarah Pendidikan Islam amat penting, dengan mempelajarinya akan mengetahui
sebab-akibat kemajuan dan kemunduran Islam. Terutama mengkaji pendidikan Islam
pada zaman Nabi Muhammad SAW. Selaku umat Islam, hendaknya kita mengetahui
sejarah guna menumbuhkembangkan wawasan generasi sekarang juga akan datang
tentang mutiara ibrah
yang terkandung pada sejarah tersebut. Sejarah Pendidikan Islam pada masa Nabi
Muhammad SAW terbagi dua periode, Makkah dan Madinah. intisari pendidikan Islam
pada periode itu disandarkan pada Alquran dan sunnah. Rasul adalah guru,
pelopor pendidikan Islam. Dari sana titik awal perkembangan pendidikan Islam
dimulai. Kajian ini akan membahas pendidikan Islam pada masa Rasulullah di
Makkah dan Madinah, kurikulum, kebijakan dan cara penyampaian ilmu yang
disampaikan oleh Rasul. Pendidikan Islam masa Rasul menekankan pemahaman dan
penghafalan Alquran, keilmuan berkembang belum meluas seperti pada masa
setelahnya, cara pengajaran masa ini sangat sederhana, yaitu dengan berhadap-tatap
langsung antara pendidik dan peserta didik, sehingga pelajaran lebih cepat
dipahami, langsung ke sanubari sahabat. Dan dapat dilihat betapa tangguh alumni
madrasah rasulullah itu, mari bercermin padanya. Road to Mohammed,
Mohammed School.
Ilmu di masa
Rasul dan khalifah adalah sesuatu yang sangat berharga. Sedang ulama adalah
pewaris para Nabi, seseorang tidak akan sanggup menjalankan tugas ilmiah
kecuali bila ia berhias dengan akhlak yang tinggi, jiwanya bersih dari berbagai
sifat tercela. Dengan jalan ilmu dan amal serta kerja yang baik, rohani mereka
meningkat naik mendekati Maha Pencipta yaitu Allah SWT.
Pendidikan
Islam mengutamakan segi kerohanian dan moral, maka segi pendidikan mental,
jasmani, matematik, ilmu sosial dan jurusan-jurusan praktis tidak diabaikan
begitu saja, dengan demikian pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang
komprehensif. Pendidikan Islam sangat memperhatikan bidang keimanan, aqidah dan
pencapaian ilmu karena zat ilmiah itu sendiri, dan pada masa Rasul
karakteristik ini telah dimiliki terutama aspek ilmiah, kesusasteraan dan
kebendaan, walau belum setinggi pencapaian kaum muslimin di masa kejayaannya.
Pada periode
Makkah, Nabi Muhammad lebih menitikberatkan pembinaan moral dan akhlak serta
tauhid kepada masyarakat Arab yang bermukim di Makkah dan pada peroide di
Madinah Nabi Muhammad SAW melakukan pembinaan di bidang sosial. Di sinilah
pendidikan Islam mulai berkembang pesat.
Simbol
sentral dari wahyu Islam adalah kitab, tempat utama dimana pengajaran
dilaksanakan dalam Islam adalah masjid, dan sejak dekade pertama sejarah Islam,
lembaga pengajaran Islam tetap tak dapat dipisahkan dari masjid yang lazim
dibiayai dengan shadaqah agama.
Masjid mulai
berfungsi sebagai sekolah sejak pemerintahan khalifah kedua, yaitu “Umar” yang
mengangkat “penutur” sebagai qashsh
untuk masjid di kota-kota, umpama Kufa, Bashrah, dan Damsyik guna membacakan
Qur’an dan hadits (sunnah Nabi), dari pengajaran awal dalam bahasa dan agama
ini lahirlah sekolah dasar rakyat (Maktab) dan juga pusat pengajaran lanjutan,
yang berkembang menjadi universitas-universitas pertama abad pertengahan, dan
yang akan menjadi model bagi universitas permulaan di Eropa pada abad 11 dan
ke-12.
Tujuan
maktab yang masih bertahan di banyak bagian dunia Islam, yaitu memperkenalkan
remaja dengan ilmu membaca, menulis, dan lebih khusus dengan prinsip-prinsip
agama. Jadi maktab berfungsi disamping sebagai pusat pendidikan agama dan
sastra bagi masyarakat umum, juga sebagai sesuatu yang lebih menarik bagi studi
kita ini tingkat persiapan bagi lembaga pengajaran lanjutan, dimana sains
diajarkan dan dikembangkan1.
Pada masa
ini pula, muncul kelompok tabi’in yang berguru pada lulusan awal, di antara
yang paling terkenal adalah Rabi’ah al-Razi yang membuka pertemuan ilmiah di
Masjid Nabawi, adapun murid-muridnya adalah Malik bin Anas al-Asbahi pengarang
kitab “al-Muwatta”
dan pendiri mazhab Maliki. Sedangkan ulama-ulama tabi’in adalah Sa’id bin
al-Musayyab, Urwah bin al-Zubair, Salim Mawla bin Umar dan lain-lain. Di antara
yang belajar pada Ibnu Abbas adalah Mujahid (w. 105 H), Sa’id bin Jubair (w. 94
H), Ikrimah Mawla ibn Abbas, Tawus al-Yammani, ‘Ata bin Abi Rabah, semuanya
dari Mekah. Di antara tabi’in itu juga adalah al-Hasan al-Basri yang belajar
pada Rabi’ah al-Ra’y di Madinah,
1http://my.opera.com/bassayef/blog/2008/05/14/sejarah
september 2011.
kemudian kembali ke Bashrah
yang dikunjungi oleh penuntut-penuntut ilmu dari seluruh pelosok negeri Islam2.
Ketika agama
Islam diturunkan Allah, sudah ada di antara para sahabat yang pandai tulis
baca. Kemudian tulis baca tersebut ternyata mendapat tempat dan dorongan yang
kuat dalam Islam, sehingga berkembang luas di kalangan umat Islam. Ayat Alquran
yang pertama diturunkan, telah memerintahkan untuk membaca dan memberikan
gambaran bahwa kepandaian membaca dan menulis merupakan sarana utama dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam. Kepandaian tulis baca
dalam kehidupan sosial dan politik umat Islam ternyata memegang peranan
penting, sejak nama Nabi Muhammad saw digunakan sebagai media komunikasi dakwah
kepada bangsa-bangsa di luar bangsa Arab, dan dalam menuliskan berbagai macam
perjanjian.
Pada masa
Khulafaur Rasyidin dan masa-masa selanjutnya tulis baca digunakan dalam
komunikasi ilmiah dan berbagai buku ilmu pengetahuan. Karena tulis baca semakin
terasa perlu, maka maktab berbagai tempat belajar, menulis dan membaca,
terutama bagi anak-anak, berkembang dengan pesat. Pada mulanya, di awal perkembangan
Islam maktab tersebut dilaksanakan di rumah guru-guru yang bersangkutan dan
yang diajarkan adalah semata-mata menulis dan membaca, sedangkan yang ditulis
atau dibaca adalah syair-syair yang terkenal pada masanya.
Amalan
Rasulullah saw diikuti oleh para sahabat dan pengikut-pengikutnya dan juga kaum
muslimin kemudian semakin berkembang negara Islam, semakin banyak pula masjid
didirikan untuk memainkan peranannya yang penting dalam masyarakat. Pada masa
pemerintahan Umar bin Khattab, negeri Parsi, Syam, Mesir dan seluruh
semenanjung tanah Arab ditaklukkan, masjid-masjid didirikan di semua kampung
sebagai tempat ibadah dan pusat pendidikan Islam.
2http://mufeecrf.blogspot.com/2009/10/pendidikan-islam-pada-masa-rasulullah.
html, 24 September 2011.
Pendidikan
Islam Pada Masa Rasulullah di Makkah
Nabi
Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama di Gua Hira di Makkah pada tahun 610
M. dalam wahyu itu termaktub ayat Alquran yang artinya: “Bacalah (ya Muhammad)
dengan nama tuhanmu yang telah menjadikan (semesta alam). Dia menjadikan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu maha pemurah. Yang
mengajarkan dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya3.
Kemudian
disusul oleh wahyu yang kedua termaktub ayat Alquran yang artinya: Hai orang
yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu
agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah. dan perbuatan dosa tinggalkanlah. dan
janganlah kamu member (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.
dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah4.
Dengan
turunnya wahyu itu Nabi Muhammad SAW telah diberi tugas oleh Allah, supaya
bangun melemparkan kain selimut dan menyingsingkan lengan baju untuk member
peringatan dan pengajaran kepada seluruh umat manusia, sebagai tugas suci,
tugas mendidik dan mengajarkan Islam.kemudian kedua wahyu itu diikuti oleh
wahyu-wahyu yang lain. Semuanya itu disampaikan dan diajarkan oleh Nabi,
mula-mula kepada karib kerabatnya dan teman sejawatnya dengan
sembunyi-sembunyi.
Setelah
banyak orang memeluk Islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al-Arqam bin Abil Arqam
untuk tempat pertemuan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. di tempat
itulah pendiikan Islam pertama dalam sejarah pendidian Islam. Disanalah Nabi
mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok agama Islam kepada sahabat-sahabatnya
dan membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) Alquran kepada para pengikutnya serta
Nabi menerima tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama Islam atau
menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam. Bahkan di sanalah Nabi
beribadah (sholat) bersama sahabat-sahabatnya5.
3
(Q.S.
Al-Alaq: 1-5)
4 (Q.S. Al-Mudatsir: 1-7)
5 Prof. Dr.H. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam,
Jakarta: PT. Hidakarya Agung,
1992.
Hal 6
Lalu
turunlah wahyu untuk menyuruh kepada Nabi, supaya menyiarkan agama Islam kepada
seluruh penduduk jazirah Arab dengan terang-terangan. Nabi melaksanakan tugas
itu dengan sebaik-baiknya. Banyak tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi
dan sahabat-sahabatnya. Nabi tetap melakukan penyiaran Islam dan mendidik
sahabat-sahabatnya dengan pendidikan Islam.
Dalam masa
pembinaan pendidikan agama Islam di Makkah Nabi Muhammad juga mengajarkan
alqur’an karena Alquran merupakan inti sari dan sumber pokok ajaran Islam.
Disamping itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan tauhid kepada umatnya6.
Intinya
pendidikan dan pengajaran yang diberikan Nabi selama di Makkah ialah pendidikan
keagamaan dan akhlak serta menganjurkan kepda manusia, supaya mempergunakan
akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam
semesta seagai anjuran pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah.
Mahmud Yunus
dalam bukunya Sejarah
Pendidikan Islam, menyatakan bahwa pembinaan
pendidikan Islam pada masa Makkah meliputi:
1. Pendidikan
Keagamaan
Yaitu
hendaklah membaca dengan nama Allah semata jangan dipersekutukan dengan nama
berhala.
2. Pendidikan
Akliyah dan Ilmiah
Yaitu
mempelajari kejadian manusiadari segumpal darah dan kejadian alam semesta.
3. Pendidikan
Akhlak dan Budi pekerti
Yaitu
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada sahabatnya agar berakhlak baik sesuai
dengan ajaran tauhid.
4. Pendidikan
Jasmani atau Kesehatan.
Yaitu mementingkan kebersihan
pakaian, badan dan tempat kediaman.7
6 Dra.
Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:
Bumi Aksara, cet.9, 2008. Hal 28
7 Ibid, Hal
27
Pendidikan
Islam pada masa Rasulullah di Madinah
Pada periode
Madinah. Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan
kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad juga mempunyai
kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala Negara.
Cara Nabi melakukan pembinaan dan
pengajaran pendidikan agama Islam di
Madinah adalah sebagai berikut:
a. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru,
menuju satu kesatuan sosial dan politik.
Nabi
Muhammad SAW mulai meletakkan dasar-dasar terbentuknya masyarakat yang bersatu
padu secara intern (ke dalam), dan ke luar diakui dan disegani oleh masyarakat
lainnya (sebagai satu kesatuan politik). Dasar-dasar tersebut adalah:
1.
Nabi
Muhammad saw mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertentangan anatr suku,
dengan jalan mengikat tali persaudaraan diantara mereka.nabi mempersaudarakan
dua-dua orang, mula-mula diantara sesama Muhajirin, kemudian diantara Muhajirin
dan Anshar. Dengan lahirnya persaudaraan itu bertambah kokohlah persatuan kaum
muslimin.8
2.
Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nabi Muhammad menganjurkan kepada kaum
Muhajirin untuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan
masing-masing seperti waktu di Makkah.
3.
Untuk
menjalin kerjasama dan saling menolong dlam rangka membentuk tata kehidupan
masyarakat yang adil dan makmur, turunlah syari’at zakat dan puasa, yang
merupakanpendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung jawab sosial, bnaik
secara materil maupun moral.
4.
Suatu
kebijaksanaan yang sangat efektif dalam pembinaan dan pengembangan masyarakat
baru di Madinah, adalah disyari’atkannya media komunikasi berdasarkan wahyu,
yaitu shalat juma’t yang dilaksanakan secara berjama’ah dan adzan. Dengan
sholat jum’at tersebut hampir seluruh
8
Prof.Dr.H.Mahmud
Yunus, Sejarah..
hal 26
warga
masyarakat berkumpul untuk secara langsung mendengar khutbah dari Nabi Muhammad
SAW dan shalat jama’ah jum’at
Rasa harga diri
dan kebanggaan sosial
tersebut lebih mendalam
lagi setelah Nabi Muhammad
SWA mendapat wahyu
dari Allah untuk memindahkan kiblat dalam shalat dari
Baitul Maqdis ke Baitul Haram Makkah, karena dengan demikian mereka merasa
sebagai umat yang memiliki identitas.9
Setelah selesai Nabi
Muhammad mempersatukan kaum
muslimin, sehingga menjadi bersaudara, lalu Nabi mengadakan perjanjian
dengan kaum Yahudi, penduduk Madinah.
Dalam perjanjian itu
ditegaskan, bahwa kaum Yahudi
bersahabat dengan kaum
muslimin, tolong- menolong
, bantu-membantu, terutama bila
ada seranga musuh terhadap Madinah. Mereka harus memperhatikan negri
bersama-sama kaum Muslimin,
disamping itu kaum Yahudi
merdeka memeluk agamanya
dan bebas beribadat
menurut kepercayaannya. Inilah salah satu perjanjian persahabatan yang
dilakukan oleh
Nabi
Muhammad SAW.10
b.
Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan
Materi
pendidikan sosial dan kewarnegaraan Islam pada masa itu adalah pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam konstitusi Madinah, yang dalam prakteknya
diperinci lebih lanjut dan di sempurnakan dengan ayat-ayat yang turun Selama periode
Madinah.
Tujuan
pembinaan adalah agar secara berangsur-angsur, pokok-pokok pikiran konstitusi
Madinah diakui dan berlaku bukan hanya di Madinah saja, tetapi luas, baik dalam
kehidupan bangsa Arab maupun dalam kehidupan bangsa-bangsa di seluruh dunia.
c.
Pendidikan anak dalam Islam
Dalam Islam,
anak merupakan pewaris ajaran Islam yang dikembangkan oleh Nabi Muhammad saw
dan gnerasi muda muslimlah yang akan melanjutkan misi menyampaikan Islam ke
seluruh penjuru alam. Oleh
9 Zuhairini,dkk, Sejarah Pendidikan Islam,
Jakarta: Bumi Aksara, cet.9,2008 hal 37 10 Prof.Dr.H.Mahmud Yunus,
Sejarah. hal 16
karenanya banyak
peringatan-peringatan dalam Alquran berkaitan dengan itu.
Diantara peringatan-peringatan
tersebut antara lain:
• Pada surat At-Tahrim ayat 6 terdapat peringatan agar kita
menjaga diri dan anggota keluarga (termasuk anak-anak) dari kehancuran (api
neraka)
•
Pada surat
An-Nisa ayat 9, terdapat agar janagan meninggalkan anak dan keturunan dalam keadaan
lemah dan tidak berdaya menghadapi tantangan hidup.
•
Pada surat
Al-Furqan ayat 74, Allah SWT memperingatkan bahwa orang yang mendapatkan
kemuliaan antara lain adalah orang-orang yang berdo’a dan memohon kepada Allah
SWT, agar dikaruniai keluarga dan anak
keturunan
yang menyenangkan hati.11
Adapun
garis-garis besar materi pendidikan anak dalam Islam yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat Luqman
ayat 13-19 adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan
Tauhid
2. Pendidikan
Shalat
3. Pendidikan
adab sopan dan santun dalam bermasyarakat
4. Pendidikan
adab dan sopan santun dalam keluarga
5. Pendidikan
kepribadian12
6. Pendidikan
kesehatan
7. Pendidikan
akhlak.13
Perbedaan
ciri pokok pembinaan pendidikan Islam periode kota Makkah dan kota Madinah:
Periode kota Makkah:
Pokok
pembinaan pendidikan Islam di kota Makkah adalah pendidikan tauhid, titik
beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu
muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan
dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
11Zuhairini,
dkk, Sejarah. hal 55
12Ibid,
hal 58
13Mahmud
Yunus, Sejarah. hal 18
Periode kota Madinah:
Pokok
pembinaan pendidikan Islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan
sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah,
yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh
ajaran , merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
Kurikulum
Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah SAW
Mengindentifikasikan
kurikulum pendidikan pada zaman Rasulullah terasa sulit, sebab Rasul mengajar
pada sekolah kehidupan yang luas tanpa di batasi dinding kelas. Rasulullah
memanfaatkan berbagai kesempatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan
rasulullah menyampaikan ajarannya dimana saja seperti di rumah, di masjid, di
jalan, dan di tempat-tempat lainnya.
Sistem
pendidikan Islam lebih bertumpu kepada Nabi, sebab selain Nabi tidak ada yang mempunyai
otoritas untuk menentukan materi-materi pendidikan Islam.Dapat dibedakan
menjadi dua periode:
a. Makkah
•
Materi yang
diajarkan hanya berkisar pada ayat-ayat Makiyyah sejumlah 93 surat dan
petunjuk-petunjuknya yang dikenal dengan sebutan sunnah dan hadits.
• Materi yang diajarkan menerangkan tentang kajian keagamaan
yang menitikberatkan pada keimanan, ibadah dan akhlak.
b. Madinah
• upaya pendidikan yang dilakukan Nabi pertama-tama membangun
lembaga masjid, melalui masjid ini Nabi memberikan pendidikan Islam.
• Materi pendidikan Islam yang diajarkan berkisar pada bidang
keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan jasmanai dan pengetahuan kemasyarakatan.
Kebijakan
Rasulullah Dalam Bidang Pendidikan
Untuk
melaksanakan fungsi utamanya sebagai pendidik, Rasulullah telah melakukan
serangkaian kebijakan yang amat strategis serta sesuai dengan situasi dan
kondisi.
Proses
pendidikan pada zaman Rasulullah berada di Makkah belum berjalan sebagaimana
yang diharapkan. Hal yang demikian belum di mungkinkan, kaena pada saat itu
Nabi Muhammmad belum berperan sebagai pemimipin atau kepala Negara, bahkan
beliau dan para pengikutnya berada dalam baying-bayang ancaman pembunuhan dan
kaum kafir quraisy. Selama di Makkah pendidikan berlangsung dari rumah ke rumah
secara sembunyi-sembunyi. Diantaranya yang terkenal adalah rumah Al- Arqam.
Langkah yang bijaka dilakukan Nabi Muhammad SAW pada tahap awal Islam ini
adalah melarang para pengikutnya untuk menampakkan keIslamannya dalam berbagai
hak.tidak menemui mereka kecuali dengan cra sembunyi-sembunyi dalam mendidik
mereka.
Setelah
masyarakat Islam terbentuk di Madinah barulah, barulah pendidikan Islam dapat
berjalan dengan leluasa dan terbuka secara umum.dan kebijakan yang telah
dilakukan Nabi Muhammmad ketika di Madinah adalah:
a. Membangun masjid di Madinah. Masjid inilah
yang selanjutnya digunakan sebagai pusat kegiatan pendidikan dan dakwah.
b.
Mempersatukan
berbagai potensi yang semula saling berserakan bahkan saling bermusuhan.
Langkah ini dituangkan dalam dokumen yang lebih popular disebut piagam Madinah.
Dengan adanya piagam tersebut terwujudlah keadaan masyarakat yang tenang,
harmonis dan damai.14
Metode yang
dikembangkan oleh Nabi
a. Dalam
bidang keimanan: melalui Tanya jawab dengan penghayatan yang mendalam dan di
dukung oleh bukti-bukti yang rational dan ilmiah.
b. Materi
ibadah : disampaikan dengan metode demonstrasi dan peneladanan sehingga mudah
didikuti masyarakat.
14Prof.Dr.H.Abuddin
Nata, MA, Pendidikan Islam Perspektif
Hadits. Ciputat: UIN Jakarta Press 2005 hal 24
c.
Bidang
akhlak: Nabi menitikberatkan pada metode peneladanan. Nabi tampil dalam
kehidupan sebagai orang yang memiliki kemuliaan dan keagungan baik
dalam ucapan maupun perbuatan.15
Adapun cara
pengajaran / penyampaian Ilmunya, maka ada empat orang Abdullah yang besar
sekali jasanya dalam mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada muridnya, yaitu :
a. Abdullah
bin Umar di Madinah
b. Abdullah
bin Mas’ud di Kufah
c. Abdullah
bin Abbas di Makkah
d. Abdullah
bin Amr bin al-Ash di Mesir.
Sahabat-sahabat
itu tidak menghafal semua perkataan Nabi dan tidak melihat semua perbuatannya.
Dia hanya menghafal setengahnya. Maka oleh karena itu, kadang-kadang hadits
yang diajarkan oleh ulama di Madinah belum tentu sama dengan hadits yang
diajarkan ulama di Makkah. Oleh sebab itu, para pelajar harus belajar di luar
negerinya untuk melanjutkan studi. Misalnya, pelajar Mesir melawat ke Madinah,
pelajar Madinah melawat ke Kufah dan lain-lain.
Yang
dimaksud di sini adalah pengajaran ilmu Alquran dan sunnahnya. Pada awalnya
saat permulaan turunnya Alquran Nabi mengajarkan Islam secara
sembunyi-sembunyi. Mereka berkumpul membaca Alquran dan memahami kandungan
setiap ayat yang diturunkan Allah dengan jalan bertadarus.
Pengajaran
Alquran tersebut berlangsung terus sampai Nabi Muhammad saw bersama pada
sahabatnya hijrah ke Madinah. Sejalan dengan itu, berpindahlah pusat pengajaran
Alquran ke Madinah. Penghafalan dan penulisan Alquran berjalan terus sampai
masa akhir turunnya. Dengan demikian Alquran menjadi bagian dari kehidupan
mereka. Selanjutnya untuk memantapkan Alquran dalam hafalannya, Nabi Muhammad
saw sering mengadakan ulangan terhadap hafalan-hafalan mereka16.
15Dr.Armai Arief, MA, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga
Pendidikan Islam Klasik.
Bandung: Penerbit Angkasa,2005. Hal 135-136
16http://www.data.tp.ac.id/dokumen/pengertian+sejarah,25
September 2011.
Alquran
adalah dasar pengajaran, fondasi semua kebiasaan yang akan dimiliki kelak.
Sebabnya ialah segala yang diajarkan pada masa muda seseorang, berakar lebih
dalam dari pada yang lainnya.
Sedangkan
pada masa Khulafaur Rasyidin, cara pengajaran dan penyampaian ilmunya masih
sama pada masa Nabi Muhammad saw, yaitu meneruskan jejak Nabi namun sudah
terlihat perkembangan-perkembangan yang dilakukan.
Penutup
a. Simpulan
Pokok
pembinaan pendidikan Islam di kota Makkah adalah pendidikan tauhid, titik
beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu
muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan
dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Pokok
pembinaan pendidikan Islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan
sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah,
yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh
ajaran , merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
Sejarah
pendidikan Islam di masa Rasul sangat menekankan pada pemahaman dan penghafalan
Alquran. Pada masa ini keilmuan yang berkembang belum terlalu meluas seperti
pada masa setelahnya. Adapun cara pengajarannya sangat sederhana yaitu dengan
bertatapan langsung antara pendidik dan peserta didiknya, sehingga pelajaran
lebih cepat dipahami.
b.
Saran
Terutama para
pendidik, tertuju juga
kepada para teoritisi
dan praktisi
pendidikan Islam, memahami
sejarah adalah sebuah keniscayaan. Sejarah adalah cermin, alat untuk berkaca
bagi hari ini dan masa depan. Ia menjadi tolok ukur bagi perkembangan
peradaban. Sejauh mana capaian-capaian saat ini dibanding beberapa abad ke
belakang. Pendidikan meniscayakan sebuah proses yang progress, tidak stagnan.
Maka sudah selayaknyalah setiap kita mulai dari diri sendiri untuk memacu bagi
perubahan dan peningkatan pendidikan Islam yang lebih baik. Dengan bercermin
dari ukiran sejarah yang telah membuktikan kecemerlangannya. Di masa
Rasulullah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Abrasy, Muhammad Athijah, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta:
Bulan Bintang, 1970.
Arief, Armai, Sejarah
Pertumbuhan dan Perkembangan
Lembaga Pendidikan
Islam Klasik. Bandung:
Penerbit Angkasa, 2005.
Fadjar, Abdullah, Peradaban dan Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 1991.
Fahmi, Asma Hasan, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1979.
Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Husna, 1988.
Nasr, Sayyed Hossein, Sains dan Peradaban di dalam Islam, Bandung: Penerbit
Pustaka, 1986.
Nata, Abuddin, Pendidikan Islam Perspektif Hadits. Ciputat: UIN Jakarta Press,
2005
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008
Yunus , Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1992
Zuhairini,dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,cet.9, 2008
http://mufeecrf.blogspot.com/2009/10/pendidikan-Islam-pada-masa-
rasulullah.html, 24 September 2011.
http://my.opera.com/bassayef/blog/2008/05/14/sejarah
september 2011.
http://www.data.tp.ac.id/dokumen/pengertian+sejarah,
25 September 2011.
http://www.elfilany.com/2010/12/lembaga-pendidikan-pada-masa-rasulullah.html,
25 September 2011.
Penulis
Hamim hafiddin, Menyelesaikan
Pendidikan S1 (Sarjana Pendidikan Islam) dari Jurusan Kependidikan Islam
Fakultas Tarbiyah UIN SGD Bandung, lulus Tahun 2010, sekarang sedang dalam
proses menyelesaikan pendidikan S2 di UIN SGD Bandung Prodi Ilmu Agama Islam
Konsentrasi Ilmu Pendidikan Islam. Ia dapat dihubungi di alamat Jl.Raya Cinunuk
Kam.Cipadati 04/02 Cinunuk, Cileunyi Bandung. Phone: 085317000185, atau e-mail:
hamimhafi@gmail.com/ hamimhafiddin@yahoo.co.id.
If you're trying to burn fat then you absolutely have to jump on this brand new custom keto meal plan diet.
ReplyDeleteTo produce this keto diet service, licensed nutritionists, fitness couches, and top chefs united to develop keto meal plans that are powerful, suitable, economically-efficient, and enjoyable.
From their launch in January 2019, hundreds of clients have already transformed their figure and health with the benefits a proper keto meal plan diet can give.
Speaking of benefits: in this link, you'll discover 8 scientifically-certified ones given by the keto meal plan diet.